jam

apakah anda menyukai ini?

Sabtu, 06 Juni 2015

Membaca Puisi
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia II

Dosen Pembimbing:
Jauharoti Alfin, M.Si
Disusun Oleh:
Siti Maulanah            (D37211090)
Ummu kholisotin       (D07211031)
Widiyah astutik         (D07211048)
Hardiani eka.S           (D07211037)
M. Hidayatullah        (D77211080)

JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta inayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis masih diberikan kesehatan dan mampu untuk menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Shalawat bermutiarakan salam senantiasa tercurahkan pada beliau Nabi Muhammad SAW. Pembimbing kearah terang benderang dan pembawa suri tauladan bagi umat manusia.
Makalah yang bertemakan Membaca Puisi”,disusun berdasarkan buku-buku dan informasi yang berkaitan secara langsung dengan pembahasan. Disamping itu, makalah ini bertujuan untuk memenuhi Tugas mata kuliah Bahasa Indonesia II yang wajib dipenuhi oleh penulis.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Ibu Jauharoti Alfin, M.Si  selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.
2.        Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah dan telah memberikan semangat dan juga doprongan kepada penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Suatu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan yang  hakiki. Dan semoga makalah ini senantiasa bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis

Surabaya,   November  2012


Penulis       
Daftar isi

KATA PENGANTAR.............................................................................    i
DAFTAR ISI............................................................................................     ii
BAB I             PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang masalah............................................    1         
1.2    Rumusan masalah......................................................    1
1.3      Tujuan......................................................................     1
BAB II            PEMBAHASAN
                        2.1    Pengertian membaca Puisi......................................    2
                        2.2    Hal-Hal yang Perlu Dipehatikan dalam Membaca
Puisi..........................................................................     2
                        2.3    Unsur – Unsur Membaca Puisi..............................     4
                        2.4    Langkah – Langkah Membaca Puisi....................     5
                        2.5    Tata Tertib Membaca Puisi...................................     6
BAB III          PENUTUP
3.1  Kesimpulan...............................................................      8
Lampiran       DAFTAR PUSTAKA.....................................................     9

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap orang pasti pernah membaca. Membaca berita, membaca buku cerita, membaca buku komik, membaca buku pelajaran atau membaca puisi. Dalam hal ini membaca puisi tidak sama dengan membaca biasa.
Ketika membaca puisi, sebaiknya dipahami dahulu isi puisi dengan baik. Hal tersebut penting agar cara membaca benar. Maksudnya, cara membaca harus  sesua idengan maksud yang ingin disampaikan oleh penulis puisi. Apabila langsung membaca puisi tanpa memahami isinyater lebih dahulu, mungkin anda bias salah membacanya.Sebagai contoh, puisi yang bertema kesedihan anda baca dengan gembira atau puisi tentang kemarahanan di baca sambil tertawa-tawa. Pasti akan terdengar aneh bukan? Oleh karena itu, memahami isi puisi sebelum membacanya tidak boleh dilupakan.
1.2 Rumusan masalah
1.      Apa pengertian dari membaca puisi?
2.      Bagaimana cara membaca puisi dengan baik?
3.      Apa saja yang hal-hal yang diperhatikan dalam membaca puisi?
1.3 Tujuan
1.      Mahasiswa (i)  mampu memahami pengertian membaca puisi
2.      Mahasiswa (i) mampu mengetahui cara membaca puisi dengan baik
3.      Mahasiswa (i) mampu membaca puisi dengan baik


BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian membaca puisi
Pengertian Membaca Puisi Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa yang harus dikuasai siswa. Menurut St. Y. Slamet (2007:67) “Membaca adalah laku penguraian tulisan, suatu analisis bacaan. Dengan demikian membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah”. Sedangkan menurut H.G. Tarigan (dalam St. Y. Slamet 2007:66) menyatakan bahwa “membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunaan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis”.[1] Jadi, Membaca puisi ialah memahami apa yang terdapat dalam puisi atau apa yang ingin disampaikan penyair lewat puisinya. Membaca puisi pada hakikatnya menyuarakan kembali apa yang pernah dirasakan, dipikirkan, atau dialami penyairnya. Oleh karena itu, pembaca puisi sebelumnya harus menginterpretasikan apa yang ada di balik puisi. Ekspresi dan emosi yang lahir merupakan hasil interpretasi pembaca terhadap puisi. Dalam membaca puisi, emosi sangat penting. 
2.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam  Membaca Puisi
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:
1.      Pahami isinya dan bacakan sesuai tema puisi tersebut,
2.      Lafalkan tiap kata dengan jelas,
3.      Berikan penekanan pada  kata-kata tertentu (intonasi),
4.      Apabila membawa naskah atau teks, pandangan mata jangan hanya tertuju pada naskah, usahakan pandangan mata tertuju kedepan atau melihat pendengar,
5.      Jangan terlihat gemetar dan gugup,
6.      Apabila diperlukan, gunakanlah gaya tetapj jangan berlebihan,
7.      Jangan tergesa-gesa saat membaca, berikan jeda pada tiap baris,
8.      Bacalah puisi tersebut dengan penuh perasaan, bayangkan bahwa kamu benar-benar mengalami kisah yang diceritakan puisi tersebut,
9.      Jangan monoton, maksudnya jangan membacanya dengan suara keras terus, sesekali bacalah dengan suara lembut.
Idealnya,menikmati puisi adalah menyimak pembacaan puisi tersebut.  Oleh karena itu, pembacaan puisi harus dapat menggambarkan perasaan, situasi,kondisi dan peristiwa dalam puisi. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi adalah[2]:
a.                   Pelafalan, cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa saat mengucapkan bunyi bahasa.
b.                  Tekanan, adalah keras-lunaknya pengucapan suatu kata. Tekanan berfungsi untuk memberi tekanan khusus pada kata-kata tertentu. Tinggi rendahnya tekanan dapat membedakan bagian kalimat yang satu dengan bagian lainnya yang tidak penting. 
Perhatikanlah bait puisi tersebut.
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Misalnya, kata yang perlu mendapat tekanan keras adalah tak ada, bulan juni, rintik, dan pohon. Dengan demikian, Anda perlu menggaris bawahi kata-kata itu sehingga Anda dapat membedakannya ketika puisi itu dibacakan.
c.                   Volume suara, yaitu tingkat kenyaringan atau kekuatan suara
d.                  Intonasi, yaitu perubahan nada (naik-turun, tinggi-rendah)
penggunaan intonasi dalam puisi sangat penting agar pembacaannya tidak monoton sehingga pendengar pun lebih tertarik. Intonasi juga berguna dalam memperjelas dan membedakan maksud / pesan dari tiap larik. Untuk itu, sebelum Anda membacakannya, Anda perlu menandai, misalnya dengan garis yang menanjak atau menurun. Dengan cara demikian, Anda akan mudah dalam membedakan intonasi dari setiap larik ketika puisi itu anda bacakan.
e.                   Jeda
Jeda adalah hentian arus ujaran dalam pembacaan puisi yang ditentukan oleh peralihan larik. Jeda berpengaruh pada jelas-tidaknya maksud suatu kata atau larik. Dalam penggunannya, jeda dikelompokkan ke dalam tiga jenis: jeda pendek, jeda sedang, jeda panjang. Jeda pendek digunakan antarkata dalam suatu larik. Jeda sedang  digunakan pada bagian-bagian larik yang bertanda koma atau antarfrase, sedangkan jeda panjang digunakan pada pergantian larik.
Contoh:
Tak ada/ yang lebih arif//
Dari hujan/ bulan juni//
Dibiarkannya/ yang tak terucapkan//
Diserap/ akar pohon/ bunga itu//
f.                   Ekspresi, yaitu perubahan raut wajah untuk memperlihatkan perasaan tertentu.
2.3            Unsur-Unsur Membaca Puisi
Membaca puisi terdiri dari beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut harus dikuasai agar pembacaan puisi yang dilakukan baik, yaitu sesuai dengan yang dikehendaki penyairnya. Dalam membaca puisi yang baik dan komunikatif, diperlukan penguasaan dua unsur, yaitu unsur teknik vokal dan unsur performance atau penampilan.
·         Teknik vokal dalam membaca puisi meliputi: intonasi yaitu lagu atau penadaan alur suara, diksi atau tekanan penyuaraan; jeda yaitu pemenggalan penyuaraan, enjembement yaitu perlompatan penyuaraan, dan lafal atau pengucapan abjad secara jelas dan tepat. 
·         Performance atau penampilan dalam membaca puisi meliputi: pemahaman dan penguasaan pentas dan publik, pemilihan timing yang tepat atau sesuai dengan pusi yang dibawakan, pemindahan pandangan mata adri teks agar dapat lebih berkomunikasi dengan publik, dan penggunaan mimik, gesture, dan blocking.

2.4            Langkah-Langkah Membaca Puisi
Doyin (2008) mengemukakan, dari proses awal sampai akhir pembacaan puisi dapat dirangkum menjadi tiga langkah, yaitu langkah sebelum membaca puisi (prapembacaan), langkah pada saat membaca puisi di depan pendengar atau penonton (saat pembacaan), dan langkah setelah pembaca turun dari panggung (pascapembacaan).[3]
1) Pembacaan Ada empat aktivitas yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu analisis situasi dan pendengar, memilih puisi, membedah puisi, dan mengadakan pelatihan.
a. Analisis. Langkah awal yang harus dilakukan oleh orang yang akan membaca puisi adalah menganalisis situasi dan pendengar. Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi pada saat pembacaan puisi dan di mana tempatnya, siang atau malam hari, di luar atau di dalam ruangan, dalam suasana sedih, gembira, atau serius dan sebagainya.
b. Memilih Puisi. Setelah mengetahui situasi dan pendengar, kita harus memilih puisi yang akan dibaca. Tidak semua puisi baik atau tepat untuk dibacakan di depan audiens. Atas dasar itu, setiap calon pembaca puisi harus memiliki kemampuan memilih dan menentukan puisi.
Beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih puisi adalah: (1) tidak bersifat prismatis, (2) bersifat melodius, (3) tidak terlalu panjang atau pendek, (4) isinya sesuai dengan situasi dan suasana yang tengah dihadapi, (5) bersifat teatrikal artinya ada unsur enaknya ketika dibaca.
c. Membedah Puisi. Maksud langkah ini adalah calon pembaca mengupas tuntas isi teks puisi yang akan dibaca. Langkah ini juga dimaksudkan agar calon pembaca memahami benar maksud atau arti puisi yang akan dibaca, nada dan suasana yang bersangkutan serta dapat menentukan nada dan algu yang tepat dalam puisinya.
d. Pelatihan. Pelatihan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung berarti pembaca berlatih membaca dengan vokal yang jelas serta ekspresi yang benar, sedangkan secara tidak langsung berarti dapat ditempuh dengan cara menonton pembacaan puisi orang lain, bertanya atau berdialog dengan teman, membaca buku bagaimana cara membaca puisi yang baik dan benar dan sebagainya. 
2) Saat Pembacaan. Pada saat membaca puisi hakikatnya si pembaca puisi sedang berdialog dengan penonton. Dengan demikian, semua yang dilakukannya, baik dengan suaranya maupun dengan gerak gerik anggota tubuhnya, harus komunikatif. Sedapat mungkin penonton dibawa masuk ke dalam maksud dan suasana puisi yang bersangkutan. Untuk mencapai semua hal tersebut pembaca puisi perlu memperhatikan tiga komponen pembacaan puisi, yaitu penghayatan, pelafalan atau vokal, dan penampilan.
3) Pascapembacaan. Pada langkah ini hal penting yang harus dilakukan adalah evaluasi tindak lanjut. Evaluasi ini penting dilakukan agar pembaca mengetahui kekurangannya dalam membaca puisi. Pengetahuan akan kekurangan dan kelemahan inilah yang kemudian harus kita tindak lanjuti, dalam arti hal-hal yang sudah baik ditingkatkan dan hal-hal yang amsih kurang diperbaiki.

2.5 Tata Tertib Membaca Puisi
Untuk menambahkan lebih sempurna lagi bagi pengetahuan seorang deklamator atau deklamatris, maka dibawa ini kita kemukakan beberapa tatatertib berdekmalasi:
1. Berdirilah baik-baik di atas pentas yang telah tersedia
2. Pakaian harus menimbulkan kesan yang menarik dan menyenangkan
3. Menghadap kepada penonton, memandang ke sekeliling dengan muka yang berseri-seri, lalu memberi salam kepada hadirin dengan hormat, Dengan jalan menganggukkan kepala.
4. Bacalah judul puisi dan sebut nama penulisnya dengan suara yang jelas/tepat dengan nada suara yang wajar
5. Berhenti beberapa detik, menyiapkan nafas, lalu mulailah pembacaan deklamasi itu sebaris demi sebaris, bait demi bait.
6. Selama pembacaan puisi, perhatian harus tercurah kepada puisi itu sendiri dan jangan tergoda oleh hiruk pikuk suara atau bunyi lain.
7. Ketika pembacaan puisi itu selesai, berhentilah beberapa saat, melepaskan nafas, lalu menghormati penonton dan kepada para hakim.
8
. Biasakanlah dengan sikap yang tenang dan wajar ketika meninggalkan pentas dan tidak usah tergesa-gesa.
contoh puisi
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang




BAB III
PENUTUP
3.1            Kesimpulan
Membaca puisi ialah memahami apa yang terdapat dalam puisi atau apa yang ingin disampaikan penyair lewat puisinya.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:
1.      Pahami isinya dan bacakan sesuai tema puisi tersebut,
2.      Lafalkan tiap kata dengan jelas,
3.      Berikan penekanan pada  kata-kata tertentu (intonasi),
4.      Apabila membawa naskah atau teks, pandangan mata jangan hanya tertuju pada naskah, usahakan pandangan mata tertuju kedepan atau melihat pendengar,
5.      Jangan terlihat gemetar dan gugup,
6.      Apabila diperlukan, gunakanlah gaya tetapj jangan berlebihan,
7.      Jangan tergesa-gesa saat membaca, berikan jeda pada tiap baris,
8.      Bacalah puisi tersebut dengan penuh perasaan, bayangkan bahwa kamu benar-benar mengalami kisah yang diceritakan puisi tersebut,
9.      Jangan monoton, maksudnya jangan membacanya dengan suara keras terus, sesekali bacalah dengan suara lembut.
Dalam membaca puisi yang baik dan komunikatif, diperlukan penguasaan dua unsur, yaitu unsur teknik vokal dan unsur performance atau penampilan.
Langkah pada saat membaca puisi di depan pendengar atau penonton (saat pembacaan), dan langkah setelah pembaca turun dari panggung (pacapembacaan)
Tata Tertib berdekmalasi:
1. Berdirilah baik-baik di atas pentas yang telah tersedia
2. Pakaian harus menimbulkan kesan yang menarik dan menyenangkan
3. Menghadap kepada penonton, memandang ke sekeliling dengan muka yang berseri-seri, lalu memberi salam kepada hadirin dengan hormat, Dengan jalan menganggukkan kepala. dll


DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Nanang. 2009. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi dengan Metode Latihan Berjenjang Menggunakan Media AudioVisual Siswa kelas VII SMP Islam Al-Irsyad Kota Semarang. Semarang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unnes. Hal. 22 - 28.
Pradopo, RD. 1997. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Keraf, Gorys. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia
Indrawati, Dewi. Aktif Berbahasa Indonesia, 2008. Jakarta: Pusat perbukuan departemen pendidikan nasional





[2] Indrawati, Dewi. Aktif Berbahasa Indonesia, 2008. Jakarta: Pusat perbukuan departemen pendidikan nasional

[3] Ismail, Nanang. 2009. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi dengan Metode Latihan Berjenjang Menggunakan Media AudioVisual Siswa kelas VII SMP Islam Al-Irsyad Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unnes. Hal. 22 - 28.

0 komentar :

Posting Komentar