Interaksi Sosial, Masalah Sosial dan Perubahan
Sosial
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Studi Sosial
Budaya”
Dosen
Pembimbing:
Zudan Rosyidin, M.A
Disusun Oleh:
Siti Maulanah (D37211090)
JURUSAN
PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
hidayah serta inayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis masih diberikan
kesehatan dan mampu untuk menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Shalawat
bermutiarakan salam senantiasa tercurahkan pada beliau Nabi Muhammad SAW. Pembimbing
kearah terang benderang dan pembawa suri tauladan bagi umat manusia.
Makalah
yang bertemakan ”Interaksi Sosial, Masalah
Sosial dan Perubahan Sosial”,disusun berdasarkan
buku-buku dan informasi yang berkaitan secara langsung dengan pembahasan.
Disamping itu, makalah ini bertujuan untuk memenuhi Tugas mata kuliah Studi sosial budaya
yang merupakan
salah satu komponen mata kuliah umum (MKU) yang wajib dipenuhi oleh penulis.
Untuk
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak
Zudan Rosyidi, M.A selaku Dosen Pembimbing, yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.
2 Kepada semua pihak yang terlibat dalam
penulisan makalah dan telah memberikan semangat dan juga doprongan kepada
penulis.
Akhirnya
penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Suatu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya
kesempurnaan yang hakiki. Dan semoga
makalah ini senantiasa bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis
Surabaya, Oktober 2012
Penulis
Daftar isi
KATA
PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR
ISI...........................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
masalah..........................................................1
1.2 Rumusan
masalah...................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN
Interaksi Sosial
2.1.1
Pengertian
Interaksi Sosial................................................3
2.1.2
Macam-macam
Interaksi Sosial........................................3
2.1.3
Bentuk-bentuk
Interaksi Sosial........................................5
2.1.4
Ciri-ciri
Interaksi Sosial....................................................7
2.1.5
Syarat-syarat
Terjadinya Interaksi Sosial.......................7
2.1.6
Proses Interaksi Sosial.......................................................7
2.1.7
Faktor – Faktor Yang Mendorong Terjadinya
Interaksi Sosial................................................................................................8
Masalah Sosial
2.2.1 Pengertian masalah sosial.....................................................8
Perubahan Sosial
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan............................................................................15
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri
dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di
antara individu-individu (manusia),
individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang
dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Namun, tidaklah sama dalam hal pemikirannya, dari
sinilah muncul sebuah masalah-masalah sosial, sebagai akibat dari interaksi
sosial. Karena ini semua adalah sebuah rangkaian yang berkesinambungan. Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok
sosial. Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan
tertentu. Dalam kelompok social yang telah tersusun susunan masyarakatnya akan
terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah
keniscayaan. Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun
tempatnya.
Cara yang paling sederhana untuk mengerti perubahan sosial
(masyarakat) dan kebudayaan itu, adalah dengan membuat rekapitulasi dari semua
perubahan yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri, bahkan jika ingin
mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi mengenai perubahan mayarakat dan
kebudayaan itu, maka suatu hal yang paling baik dilakukan adalah mencoba
mengungkap semua kejadian yang sedang berlangsung di tengah-tengah masyarakat
itu sendiri.
Kenyataan mengenai perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat
dianalisa dari berbagai segi diantaranya: ke “arah” mana perubahan dalam
masyarakat itu “bergerak” (direction of change)”, yang jelas adalah bahwa
perubahan itu bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah
meninggalkan faktor itu mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu bentuk
yang baru sama sekali, akan tetapi boleh pula bergerak kepada suatu bentuk yang
sudah ada di dalam waktu yang lampau.
II. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di
atas antara lain:
- Apa definisi dari Interaksi sosial?
- Apa definisi dari perubahan sosial
dalam masyarakat dan bagaimana pendapat para ahli tentang perubahan
sosial?
- Apa definisi dari perubahan sosial?
III.
Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1.
Mahasiswa mampu memahami macam-macam interaksi sosial
2.
Mahasiswa mampu memahami perubahan sosial
3.
Mahasiswa mampu memahami perubahan sosial
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Interaksi Sosial
2.1.1
Pengertian
Interaksi Sosial
Manusia
dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu
sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi
sosial. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang
dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu
yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok
lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Maryati dan Suryawati (2003)
menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik
atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu
dan kelompok” (p. 22). Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan
Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang
menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan
tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial” (p.50).[1]
Berdasarkan definisi di atas maka, dapat disimpulkan
bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar
kelompok maupun atar individu dan kelompok.
2.1.2
Macam-macam
Interaksi Sosial
Interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Interaksi antara individu dan individu
1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif
ataupun negatif. Interaksi positif, jika hubungan yang terjadi saling
menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak
atau keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif
maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam
sesuai situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi
sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua
perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.
v Bentuk Interaksi Sosial
Menurut Proses Terjadinya.
A. Imitasi
Imitasi adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain. Contoh : Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya.
Imitasi adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain. Contoh : Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya.
B. Identifikasi
Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya. Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya.
Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya. Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya.
C. Sugesti
Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok . Kelompok kepada kelompok kepada seorang individu . Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat “ Kenalan Remaja “ . Tanpa memikirkan akibatnya kelak .
Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok . Kelompok kepada kelompok kepada seorang individu . Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat “ Kenalan Remaja “ . Tanpa memikirkan akibatnya kelak .
D. Motivasi
Motivasi juga diberikan dari seorang individu kepada kelompok. Contoh : Pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah satu bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab.
Motivasi juga diberikan dari seorang individu kepada kelompok. Contoh : Pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah satu bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab.
E. Simpati
Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat –saat khusus. Misalnya apabila perasaan simpati itu timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis dan sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih sayang.
Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat –saat khusus. Misalnya apabila perasaan simpati itu timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis dan sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih sayang.
F. Empati
Empati itu disertai perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh jika kita melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.
Empati itu disertai perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh jika kita melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.
2.1.3
Bentuk-bentuk
Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002),
interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu:[2]
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni
yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti
:
a. Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara
orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian sosial
dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan
pertentangan.
c. Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila
ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling
bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun
kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan
baru sebagai kebudayaan campuran.
d. Akulturasi adalah proses sosial yang timbul,
apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa
sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan
itu sendiri.
2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni
yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
a. Persaingan adalah
suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar
memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman
atau benturan fisik di pihak lawannya.
b. Kontravensi adalah bentuk proses sosial
yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud
kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun
secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau
terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu.
c. Konflik adalah proses sosial antar
perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan
kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau
jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai
tersebut.
2.1.4
Ciri-ciri
Interaksi Sosial
a.
Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya
komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c.
Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d.
Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial
tertentu
2.1.5
Syarat-syarat
Terjadinya Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat
menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi
dua syarat di bawah ini, yaitu (p. 26) :[3]
a. Kontak sosial adalah
hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya
interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan
yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b. Komunikasi artinya
berhubungan atau bergaul dengan orang lain.
2.1.6
Proses Interaksi Sosial
Proses Interaksi sosial adalah pada saat manusia
bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi
manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara
seseorang dengan sesamanya.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua
individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial
merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan
penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap
informasi yang disampaikan.
2.1.7
Faktor – Faktor Yang Mendorong
Terjadinya Interaksi Sosial
Faktor yang mendorong terjadinya
interaksi sosial Yaitu: Tindakan Sosial dan kontak sosial namun, tidak semua
tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang pemuda
yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam – diam. Tindakan sosial
adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu – individu
lainnya dalam masyarakat .
2.2
Masalah Sosial
2.2.1 Pengertian masalah sosial
Masalah-masalah
sosial adalah hambatan-hambatan dalam usaha untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan. Pengertian masalah sosial memiliki dua pendefinisian yaitu:[4]
a.
Menurut umum
Masalah
sosial merupakan segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum.
b.
Menurut para
ahli
Masalah
sosial merupakan suatu kondisi atau perkembangan yang terwujut dalam masyarakat
yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan
terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.
Dari pendefinisisan antara pendapat ahli dan umum,
muncullah sebuah kesinkronan, maka pengertian masalah-masalah sosial dipertegas
oleh leslie (1974) bahwa masalah sosial adalah suatu kondisi yang mempunyai
pengaruh kepada kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang
tidak diinginkan/tidak disukai, oleh karena itu dirasakan perlunya untuk
diatasi atau diperbaiki.
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat
menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok
atau masyarakat.[5]
Jadi,
masalah sosial adalah suatu cara bertingkah laku yang dapat dipandang
sebagai tingkah laku yang menentang satu/beberapa norma yang telah disepakati
bersama oleh warga masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok
antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi
sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya
masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial,
musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial
dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi
: Kemiskinan, pengangguran, dll.
2.Faktor Budaya
: Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor
Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor
Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Dan untuk memudahkan mengamati masalah-masalah sosial, Stark (1975)
membagi masalah sosial menjadi 3 macam yaitu :[6]
(1) Konflik dan
kesenjangan, seperti : kemiskinan, kesenjangan, konflik antar kelompok,
pelecehan seksual dan masalah lingkungan.
(2) Perilaku
menyimpang, seperti : kecanduan obat terlarang, gangguan mental, kejahatan,
kenakalan remaja dan kekerasan pergaulan.
(3)
Perkembangan manusia, seperti : masalah keluarga, usia lanjut, kependudukan
(seperti urbanisasi) dan kesehatan seksual.
Salah satu penyebab utama timbulnya masalah sosial adalah pemenuhan
akan kebutuhan hidup. Artinya jika seorang anggota masyarakat gagal memenuhi
kebutuhan hidupnya maka ia akan cenderung melakukan tindak kejahatan dan
kekerasan.
2.3
Perubahan Sosial
Perubahan
sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang, organisasi atau
komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “pola nilai dan norma”
Wilbert Moore, mendefinisikan perubahan sosial sebagai “perubahan
penting dari stuktur sosial” dan yang dimaksud dengan struktur sosial adalah
“pola-pola perilaku dan interaksi sosial”. Dengan demikian dapat diartikan
bahwa perubahan social dalam suatu kajian untuk melihat dan mempelajari tingkah
laku masyarakat dalam kaitannya dengan perubahan.[7]
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur
dan fungsi suatu sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat
masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang
bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa tediri dari tiga tahap:
- Invensi, yakni proses di mana
ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan
- Difusi, yakni proses di mana
ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.
- Konsekuensi, yakni
perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat
pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan
atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat.
Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola
perubahan, yaitu: (1) Unfreezing, merupakan suatu proses penyadaran
tentang perlunya, atau adanya kebutuhan untuk berubah, (2) Changing,
merupakan langkah tindakan, baik memperkuat driving forces maupun memperlemah
resistences, dan (3) Refreesing, membawa kembali kelompok
kepada keseimbangan yang baru (a new dynamic equilibrium). Pada
dasarnya perilaku manusia lebih banyak dapat dipahami dengan melihat struktur
tempat perilaku tersebut terjadi daripada melihat kepribadian individu yang
melakukannya. Sifat struktural seperti sentralisasi, formalisasi dan
stratifikasi jauh lebih erat hubungannya dengan perubahan dibandingkan
kombinasi kepribadian tertentu di dalam organisasi.
Ø Tipe-Tipe Perubahan
A. Perubahan peradaban
V. Gordon Childe seorang arkeolog, mendefinisikan
peradaban sebagai suatu transformasi elemen-elemen budaya manusia, yang berarti
transformasi dalam penguasaan tulis-menulis, metalurgi, bangunan arsitektur
monumental, perdagangan jarak jauh, standar pengukuran panjang dan berat, ilmu
hitung, alat angkut, cabang-cabang seni dan para senimannya, surplus produksi,
system pertukaran atau barter dan penggunaan bajak atau alat bercocok tanam
lainnya.[8]
Bila kita amati secara lebih mendasar lagi, tingkat peradaban
manusia terekspresikan dalam tiga indikator utama yaitu bahasa, budaya (segala
bentuk dan ragam seni, ilmu pengetahuan dan teknologi) dan agama. Selanjutnya,
ketiganya menjadi ciri suatu ras atau bangsa tertentu, beserta suku-sukunya
dalam perwilayahan geografisnya masing-masing. Akan tetapi dalam memaknai
perubahan peradaban kita harus berpedoman bahwa tidak semua yang kontemporer
itu baik dan sebaliknya tidak semua yang lama itu usang dan tidak relevan
dengan kehidupan saat ini. Dalam kacamata budaya, bangsa yang besar belajar
untuk mengganti apa yang buruk dari budayanya, dan menjaga hal yang baik dari
budayanya.
B. Perubahan kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena
ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga
tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
v Faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan
Ada faktor-faktor yang mendorong
dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
a. Mendorong perubahan kebudayaan
þ
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama
unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan material).
þ
Adanya individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan,
terutama generasi muda.
þ
Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
b. Menghambat perubahan kebudayaan
þ
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar
berubah
seperti :adat
istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)
þ
Adanya individu-individu yang sukar menerima unsure-unsur perubahan terutama
generasi tu yang kolot.
v Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan
kebudayaan
1.
Faktor intern
Ø
Perubahan Demografis
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus
bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, yaitu: bidang
perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan
pangan, sandang, dan papan.
Ø Konflik
social
Konflik
social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu
masyarakat. misalnya: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk
setempat didaerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan
penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
Ø Bencana alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan misalnya: bencana banjir,
longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan
ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi
lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun
akulturasi.
Ø Perubahan lingkungan alam
Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara
sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim
sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal
ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan
setempat.
2. Faktor ekstern
Ø
Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur denga India,
Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan
pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya
mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan
percampuran budaya yang ada.
Ø
Penyebaran agama
Masuknya unsur-unsur agama Hindhu dari India atau budaya Arab
bersamaan proses penyebaran agama Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula
masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan
kolonialisme.
Ø Peperangan
Kedatangan bangsa Barat ke
Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam
suasana tersebut ikut masuk pula unsure-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama
manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar
individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.
Interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Interaksi antara individu dan individu
1. Interaksi antara individu dan individu
2. Interaksi antara individu dan kelompok
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Ciri-ciri
Interaksi Sosial
Ø Jumlah pelakunya
lebih dari satu orang
Ø
Terjadinya komunikasi
di antara pelaku melalui kontak sosial
Ø
Mempunyai maksud atau
tujuan yang jelas
Ø
Dilaksanakan melalui
suatu pola sistem sosial tertentu
Masalah-masalah
sosial adalah hambatan-hambatan dalam usaha untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan.
Perubahan
sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang, organisasi atau
komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “pola nilai dan norma”
DAFTAR
PUSTAKA
Soelaeman, Munandar.2006.Ilmu Sosial Dasar.Bandung:Refika aditama.
svalas toga, kaare.1989.Diferensiasi Sosial.Jakarta: Bina
Aksara
http://umum.kompasiana.com/2009/07/06/masalah-masalah-sosial/ tanggal 16 september 2012
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/masalah-sosial-definisi-bentuk-ciri.html/pada tanggal 16 september 2012.
http://prasetyowidi.wordpress.com/2010/01/03/definisi-perubahan-sosial-dan-tipe-tipe-perubahan-sosial/pada
tanggal 21 september 2012
[5] http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/masalah-sosial-definisi-bentuk-ciri.html/pada tanggal 16 september 2012. Jam 11.00
[6] http://umum.kompasiana.com/2009/07/06/masalah-masalah-sosial/ tanggal 16 september 2012. Jam 12.00
[7] http://prasetyowidi.wordpress.com/2010/01/03/definisi-perubahan-sosial-dan-tipe-tipe-perubahan-sosial/pada tanggal 21 september 2012 jam 09.15
0 komentar :
Posting Komentar