jam

apakah anda menyukai ini?

Selasa, 09 Juni 2015

Makalah Apresiasi Sastra

Hakikat dan Pengertian Ilmu sastra
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Apresiasi Sastra Indonesia








Dosen Pembimbing:
Nurul Hidayati, M.Pd
Disusun Oleh:
Mamik Nurlailiyah    (D37211053)
Siti Maulanah            (D37211090)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH dan KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
                                          SURABAYA                  
2014






KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta inayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis masih diberikan kesehatan dan mampu untuk menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Shalawat bermutiarakan salam senantiasa tercurahkan pada beliau Nabi Muhammad SAW. Pembimbing kearah terang benderang dan pembawa suri tauladan bagi umat manusia.
Makalah yang bertemakan Hakikat Sastra”,disusun berdasarkan buku-buku dan informasi yang berkaitan secara langsung dengan pembahasan. Disamping itu, makalah ini bertujuan untuk memenuhi Tugas mata kuliah Apresiasi Sastra Indonesia yang merupakan salah satu komponen mata kuliah umum yang wajib dipenuhi oleh penulis.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Ibu Nurul Hidayati, M.Pd  selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.
2.        Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah dan telah memberikan semangat dan juga dorongan kepada penulis.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Suatu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan yang  hakiki. Dan semoga makalah ini senantiasa bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis

Surabaya,   Maret 2014


Penulis       



Daftar isi
KATA PENGANTAR.............................................................................    i
DAFTAR ISI............................................................................................     ii
BAB I             PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang masalah............................................    1         
1.2    Rumusan masalah......................................................    1
1.3    Tujuan........................................................................     1
BAB II            PEMBAHASAN
                        2.1  Pengertian Sastra  ....................................................     2
                        2.2   Tujuan Ilmu Sastra.................................................      6         
                        2.3   Fungsi Ilmu Sastra .................................................      7         
                        2.4    Ruang Lingkup Ilmu Sastra.................................      9         
                        2.5    Manfaat Sastra......................................................       10
                        2.6    Sastra Indonesia Modern......................................      11
                        2.7    Ragam Ilmu Sastra...............................................       12
BAB III          PENUTUP
3.1  Kesimpulan..............................................................       13       

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................       14       


BAB I
PENDAHULUAN
I.I        Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terasa menikmati banyak hasil karya sastra. Namun, ketika kita ditanya apa sebenarnya sastra itu? Banyak orang yang tidak memahaminya namun menikmati hasil karyanya. Begitu pula banyak buku yang kita baca namun belum tentu sastra.
Membaca sastra sering disebut membaca estetis atau membaca indah yang tujuan utamanya adalah agar pembaca dapat menikmati, menghayati, dan sekaligus menghargai unsur-unsur keindahan yang terpapar dalam teks sastra. Untuk dapat menikmati, menghayati, dan menghargai unsur-unsur keindahan yang terdapat dalam teks sastra, maka kita perlu memahami apa sastra itu. Setiap para ahli memberikan rumusan yang berbeda tentang pengertian sastra. Untuk itu pada kesempatan kali ini pemateri akan membahas tentang hakikat sastra.
I.2        Rumusan Masalah
1.                   Apa yang dimaksud dengan ilmu sastra?
2.                   Apa tujuan dari ilmu sastra?
3.                   Apa fungsi ilmu sastra?
4.                   Apa ruang lingkup dari ilmu sastra?
5.                   Apa manfaat dari mempelajari ilmu sastra?
6.                   Apa yang dimaksud dengan sastra indonesia modern?
I.3        Tujuan
1.                   Mahasiswa mampu memahami maksud dariilmu sastra.
2.                   Mahasiswa mampu memahami tujuan ilmu sastra.
3.                  Mahasiswa mampu memahami fungsi ilmu sastra
4.                  Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup ilmu sastra
5.                  Mahasiswa mampu memahami manfaat mempelajari ilmu sastra.
6.                  Mahasiswa mampu memahami bentuk sastra indonesia modern.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Pengertian Sastra
            Pengertiansastra, tidak hanya satu tetapi berkembangmenurut sejarah kata dan bidang kebudayaan. Menurut sejarah kata, sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dahulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang dan sebagainya.
Sastra berasal dari bahasa sansekerta assastra yang memiliki makna teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Asastra memilikikata dasar yang bermakna instruksi atau ajaran. Sejalan dengan pengertian diatas, bahwa sastra dapat pula merujuk kepada semua jenis tulisan, apakah tulisan itu indah atau tidak.
Sastra dalam artian khusus dalam konteks kebudayaan adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi pengertian sastra sebagai hasil budayadapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan fikirannya.
Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium: bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan; dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antarmasarakat, antaraperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagaimana pun juga, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang, yang sering menjadi bahan sastra, adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat.[1]
Sastra adalah pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner atau secara fiksi. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh George Lukas ( Taum dalam wikipedia 2009) bahwa sastra merupakan sebuah cermin yang memberikan kepada kita sebuah refleksi realitas yang lebih besar, lebih lengkap, lebih hidup, dan lebih dinamik.
Sampai sekarang memang belum ada kesepakatan baku secra universal tentang pengertian sastra karena sifat sastra yang dinamis yang terus berkembang. Namun, ciri-ciri esensial yang telah dikemukakan di atas dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat definisi tentang sastra.
2.1.1    Pengertian Sastra dari segi Ilmu Sastra
Dari berbagai pengertian sastra diatas, ada tiga hal yang berkaitan dengan sastra yaitu: ilmu sastra, teori sastra dan karya sastra.[2]
a.       Ilmu Sastra
Ilmu Sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan seni sastra.
Ilmu sastra sebagai salah satu aspek kegiatan sastra meliputi hal-hal sebagai berikut:
o   Teori Sastra
Cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang asas-asas, hukum-hukum, prinsip dasar sastra, seperti struktur, sifat-sifat, jenis serta sistem sastra.
o   Sejarah Sastra
Ilmu yang mempelajari sastra sejak timbulnya hingga perkembangan baru.
o   Kritik Sastra
Ilmu yang mempelajari karya sastra dengan memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap karya sastra.
o   Filologi
Cabang ilmu sastra yang meneliti segi kebudayaan untuk mengenal tata  nilai, sikap hidup, dan semacamnya dari masyarakat yang memiliki karya sastra.
Keempat ilmu sastra tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain dalam rangka memahami sastra secara keseluruhan.
b.      Teori Sastra
Asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan kesusastraan.
c.       Karya Sastra
Proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik, seperti puisi, cerpen, novel, dan drama.

2.1.2        Pengertian Ilmu Sastra dari Para Ahli
Pengertian ilmu sastra telah dirumuskan secara sederhana dan luas oleh para ahli sastra. Pengertian sastra secara sederhana dan luas itu dapat ditemukan dalam beberapa buku baik kamus, ensiklopedia maupun referensi sastra. Istilah ilmu sastra dalam bahasa Inggris general literature atau literary study. Di Indonesia istilah ilmu sastra dipadankan dengan studi sastra, kajian sastra, pengkajian sastra, dan telaah sastra. Dalam Pengantar Ilmu Sastra: Teori Sastra, Badrun (1983:11) memberikan pengertian bahwa Ilmu sastra adalah ilmu yang menyelidiki sastra secara ilmiah. Ilmu sastra menyelidiki karya sastra secara ilmiah.
Dalam Kamus Istilah Sastra Indonesia, Eddy (1991:96) memberikan pengertian bahwa ilmu sastra adalah segala bentuk dan cara pendekatan terhadap karya sastra dan gejala sastra. Dalam Kamus Sastra, Eneste (1994:47) memberikan pengertian bahwa ilmu sastra adalah bidang keilmuan yang obyek utamanya karya sastra. Dalam Eksiklopedia Sastra Indonesia, Hasanuddin mengemukakan bahwa ilmu sastra adalah semua pendekatan ilmiah terhadap gejala sastra. Dalam 9 Jawaban Sastra Indonesia, Mahayanan (2003:223) memberikan pengertian bahwa ilmu sastra adalah ilmu yang menyelidiki kesusastraan dengan berbagai masalahnya secara ilmiah. Ilmu sastra adalah ilmu yang mempelajari karya sastra.
Dalam Pemandu di Dunia Sastra, Hartoko dan Rahmanto memberikan pengertian ilmu sastra. Bahwa ilmu sastra meliputi semua pendekatan ilmiah terhadap gejala sastra. Objek ilmu sastra adalah unsur kesustraan yang menyebabkan sebuah ungkapan bahasa termasuk sastra. Di samping unsur-unsur bahasa (struktur, gaya, fungsi, politik) faktor-faktor historiko pragmatik dan psikososial juga memainkan peranan (misalnya unsur rekaan dalam komunikasi bahasa, perkembangan antara pengertian sastra dan sebagainya).
Menurut Jan van Luxemburg, Mieke Bal, dan Willem G. Weststeijn, Ilmu Sastra adalah ilmu yang mempelajari teks-teks sastra secara sistematis sesuai dengan fungsinya di dalam masyarakat. Tugas ilmu sastra adalah meneliti dan merumuskan sastra (sifat-sifat atau ciri-ciri khas kesastraan dan fungsi sastra dalam masyarakat) secara umum dan sistematis. Teori Sastra merumuskan kaidah-kaidah dan konvensi-konvensi kesusastraan umum. Kegunaan Ilmu Sastra adalah membantu kita untuk mengerti teks itu secara lebih baik sehingga kita lebih tertarik untuk membaca karya-karya sastra.
Ilmu sastra meliputi ilmu teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Ketiga disiplin ilmu tersebut saling terkait dalam pengkajian karya sastra. Dalam perkembangan ilmu sastra, pernah timbul teori yang memisahkan antara ketiga disiplin ilmu tersebut. Khususnya bagi sejarah sastra dikatakan bahwa pengkajian sejarah sastra bersifat objektif sedangkan kritik sastra bersifat subjektif. Di samping itu, pengkajian sejarah sastra menggunakan pendekatan  kesewaktuan, sejarah sastra hanya dapat didekati dengan penilaian atau kriteria yang ada pada zaman itu. Bahkan dikatakan tidak terdapat kesinambungan karya sastra suatu periode dengan periode berikutnya karena dia mewakili masa tertentu. Walaupun teori ini mendapat kritikan yang cukup kuat dari teoretikus sejarah sastra, namun pendekatan ini sempat berkembang dari Jerman ke Inggris dan Amerika. Namun demikian, dalam praktiknya, pada waktu seseorang melakukan pengkajian karya sastra, antara ketiga disiplin ilmu tersebut saling terkait. [3]
Ilmu sastra tidak hanya mempelajari kaidah – kaidah, sistem – sistem, skema, dan media komunikasi dari sebuah karya sastra, akan tetapi juga mempelajari sistem serta perkembangan karya sastra lain beserta ciri – cirinya. Karena dengan membaca sebuah karya sastra dan membandingkannya dengan yang lain dapat memperdalam pemahaman teoritik atau melahirkan kritik sastra untuk mengoreksi pengertian teoritik tersebut.[4]
Ilmu sastra meneliti sifat – sifat yang terdapat dalam teks sastra beserta fungsi dan perannya dalam masyarakat. Mempelajari Ilmu sastra secara sistematik serta fungsinya di dalam masyarakat menimbulkan ketertarikan untuk membaca karya – karya sastra dan mengapresiasikannya dengan baik. Untuk memahami sebuah karya sastra dengan baik, diperlukan rasa keingintahuan yang besar untuk mempelajari karya sastra tersebut. Selain itu, pengalaman dalam membaca karya sastra dan pengalaman dalam kehidupan nyata juga berpengaruh dalam apresiasi karya sastra.
Terdapat berbagai macam definisi mengenai sastra. Namun hingga saat ini definisi tentang sastra masih sering diperbincangkan. Hal ini disebabkan karena definisi – definisi tersebut dirasa kurang memuaskan, adapun alasannya adalah :
Orang ingin mendefinisikan terlalu banyak sekaligus. Padahal sebuah karya sastra mempunyai hubungan yang erat dengan situasi dan waktu penciptaannya. Terkadang definisi sastra ingin mencakup seluruhnya, sehingga mungkin tepat untuk sebuah kurun waktu, namun tidak untuk kurun waktu yang lain.
Orang ingin mencari definisi ontologis tentang sastra (ingin mengungkapkan hakikat sastra). Seperti diketahui, karya sastra adalah hasil kreativitas dari masing – masing individu, sehingga tidak mungkin menilai bahwasanya semua karya sastra adalah sama.
Orientasi penilaian sebuah karya sastra selalu berkiblat pada sastra Barat. Padahal belum tentu kajian dalam sastra Barat sesuai dengan sastra dari wilayah lain.
Terjadi percampuran antara mendefinisikan karya sastra satu dengan lainnya. Misalnya dalam mendefinisikan sebuah puisi terjadi kekeliruan dengan mendefinisikan puisi tersebut sebagai karya sastra umum.

2.2         Tujuan Ilmu Sastra
Ilmu sastra telaah karya sastra secara ilmiah. Ilmu sastra membahas esensi ilmu sastra, sejarah dan perkembangan ilmu sastra, metode ilmiah sastra, yang harus dikembangkan ilmuwan atau calon ilmuwan sastra.
Tujuan ilmu sastra sebagai berikut:[5]
1. Ilmu sastra sebagai sarana pengujian pemahaman ilmiah sastra sehingga manusia menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah sastra. Seorang ilmuwan sastra harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri sehingga dapat menghindarkan diri dari  sifat solipsistik mengganggap hanya pendapatnya yang paling benar.
2. Ilmu sastra merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan sastra. Kecenderungan yang terjadi di kalangan para ilmuwan sastra modern menerapkan suatu metode ilmiah tanpa
memperhatikan struktur ilmu sastra. Satu sikap yang diperlukan menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau yang cocok dengan struktur ilmu sastra, bukan sebaliknya. Metode ilmu sastra hanya sarana berpikir bukan hakikat ilmu sastra.
3. Ilmu sastra memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan sastra. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis, rasional agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum. Semakin luas penerimaan dan penggunaan metode ilmiah sastra, semakin valid metode tersebut.
2.3         Fungsi Ilmu Sastra
Berbicara tentang sastra pasti tidak terlepas dari fungsi sastra dalam kehidupan. Hal ini dikarenakan sastra begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Banyak ide dan imajinasi yang tertuang dalam sastra berawal dari kehidupan sehari-hari. Sastra memiliki lima fungsi utama dalam kehidupan masyarakat yaitu:
a.         Fungsi rekreatif yaitu: sastra dapat memberi hiburan melalui imajinasi atau bahasa sehingga pembaca sastra merasa senang. Misalnya kumpulan dongeng
b.        Fungsi didaktif yaitu: sastra diharapkan dapat memberikan pendidikan atau arahan tentang kebaikan hidup kepada pembaca
c.         Fungsi estetis yaitu: sastra merupakan sebuah tulisan indah yang dapat memberikan keindahan pada penikmatnya. Misalnya: puisi
d.        Fungsi moralitas yaitu: sastra dianggap dapat memberi pengetahuan dan pengalaman tentang moral kepada penikmatnya.
e.         Fungsi religius yaitu: karya sastra banyak mengandung nilai-nilai keagamaan yang diharapkan dapat diteladani oleh penikmat sastra. misalnya, cerpen robohnya surau kami karya AA Navis.
Selain itu, Sastra juga dalam kajiannya memiliki beberapa fungsi diantarnya:[6]
1.      Memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada pembacanya, kadang-kadang dengan membaca sastra justru muncul ketegangan-ketegangan,  dan dari ketegangan itulah diperoleh kenikmatan estetis yang aktif. Adakalanya dengan membaca sastra kita terlibat secara total dengan apa yang dikisahkan. Dalam keterlibatan itulah justru kemungkinan muncul kenikmatan estetis dan bersifat menghibur
2.      Sastra juga berfungsi memberikan kebermanfaatan secara rohaniah. Dengan membaca sastra, kita memperoleh wawasan yang dalam tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual dengan cara yang khusus.
3.      Sastra berfungsi sebagai wahana katarsis yaitu pencerahan jiwa atau penyadaran jiwa terhadap lingkungan masyarakat
4.      Berfungsi sebagai alat kritik sosial. Sastra digunakan untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang sesuatu yang baik dan buruk.
5.      Sebagai media perlawanan terhadap slogan omong kosong tentang sosial kemasyarakatan
6.      Sebagai media kritik sosial
7.      Sastra juga berfungsi sebagai pembaharu
8.      Sebagai alat komunikasi yang khas yaitu untuk menyatakan perasaan cinta, benci atau marah
Fungsi sastra dari waktu ke waktu mengalami evolusi, sesuai dengan kondisi dan kepentingan masyarakat pendukungnya. Sastra lama seperti pantun, gurindam pada awalnya berfungsi sebagai bagian dari ritual, misalnya mengantarkan pengantin atau dipakai dalam acara-acara adat. Kini fungsi sastra semakin beragam.

2.4         Ruang Lingkup Ilmu Sastra
Ruanglingkupsastra (literature) adalahkreativitaspenciptaan. Dengan demikian, Sastraberfokuspadakreativitas,Pertanggungjawabanstudisastraadalahlogikailmiah.Karenaruanglingkupsastraadalahkreativitaspenciptaan, makakaryasastra(puisi, drama, novel, cerpen) adalahsastra.Namun, karenakritiksastrajugamerupakankreativitasdalammenanggapikaryasastradanmasalahkreativitaspenciptaan lain dalamsastra, makakritiksastradalambentukesaitidaklainadalahsastrajuga. Kritiksastra yang benarbukanlahkritiksastra yang asal-asalan,tetapiberlandaskanpadalogika yang dapatdipertanggungjawabkan.
Apakahdasarkritiksastrahanyaakalsehatsemataatauteorisastratertentubukanmasalah, selamalogikadalamkritiksastraitumemenuhi kriterialogikadalamarti yang sebenarnya.Logikasebagaisebuahilmu, sementaraituadalahmetodedanprinsipuntukmembedakanantarapemikiran yang baik (benar)danpemikiran yang jelek (tidakbenar). Maknasastradanstudisastradengandemikiandapatbertumpang-tindih.
Ilmusastramempunyaikajianruanglingkupsebagaiberikut :.[7]
1.      Esensi ilmu sastra.
2.      Teori sastra cabang ilmu sastra.
3.      Sejarah sastra cabang ilmu sastra.
4.      Kritik sastra cabang ilmu sastra.
5.      Sastra perbandingan cabang ilmu sastra.
6.      Sosiologi sastra cabang ilmu sastra.
7.      Psikologi sastra cabang ilmu sastra.
8.       Antropologi sastra cabang ilmu sastra.

2.5              Manfaat Sastra
Karya sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarkat pembacanya. Karya sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisahan dan amanat yang dikomunikasikan kepada pembaca.
Pengetahuan tentang dunia sastra belum lengkap bila belum tahu manfaatnya. Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan menyenangkan. Secara lebih jelas dapat dijelaskan manfaat sastra sebagai berikut:
1.    Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang disajikan.
2.    Karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para tokoh dalam karyanya.
3.    Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan, pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam karyanya.
4.    Karya sastra dapat mengandung unsur pendidikan. Karna didlamnya terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi kegenerasi.
5.    Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut dalam waktu tertentu.
                                                                       
2.6       Sastra Indonesia Modern
Ada beberapa pendapat yang berbeda terkait awal mula sastra Indonesia modern. Slametmuljana, Umar Junus, Nugroho Notosusanto, dan Ajip Rosidi memiliki pendapat masing-masing. Akan tetapi, banyak yang menyetujui bahwa. sastra Indonesia modern mulai berkembang sekitar 1920-an. Mengapa?
Karena, pada tahun 1920-an karya sastra modern mulai mencakup seluruh masyarakat Indonesia. Dan pengarang-pengarang karya sastra tidak lagi terbatas pada orang-orang melayu saja, melainkan sudah banyak pengarang-pengarang dari berbagai daerah di Indonesia. Alasan lain mengapa karya sastra Indonesia modern mulai berkembang pada tahun 1920-an adalah karena mulai tahun 1920 –an karya-karya sastra mulai menyinggung soal politik dan nasionalisme bangsa Indonesia.
[8]Sastra Indonesia modern adalah karya sastra yang karya sastranya tidak hanya diciptakan dari orang-orang melayu saja, melainkan sudah berkembang keseluruh wilayah indonesia, ruang lingkup sastra modern juga lebih luas dari pada sastra lama, hampir seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati berbagai karya sastra, berbeda dengan sastra lama yang sebagian besar dibuat oleh pengarang-pengarang dari melayu dan ruang lingkup yang sempit.
Contoh puisi modern karangan Chairil Anwar
Aku
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradangmenerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedi peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

2.7         Ragam Ilmu Sastra
Ditinjau dari bentuknya, ragam sastra dibedakan menjadi 4, yaitu: prosa, puisi, drama dan prosa liris.
v  Prosa adalah sebuah karya sastra yang berbentuk narasi dengan bahasa yang bebas dan tidak terikat dengan aturan-aturan tertentu
v  Puisi adalah bentuk sastra yang berisi ekspresi jiwa dan dituangkan dalam bahasa yang indah dan padat, serta terikat pada aturan tertentu.
v  Drama adalah sebuah sastra yang didominasi dialog antar tokoh.
v  Prosa liris adalah puisi panjang yang bentuknya hampir mirip dengan prosa.
Ditinjau dari isinya, ragam sastra dibedakan menjadi 4 yaitu:epik, lirik, dramatik dan didaktif.
·         Epik yaitu: sebuah karya sastra yang menggambarkan sesuatu hal dalam cerita secaraobjektif tanpa mengikutkan pikiran dan perasaan pribadi pegarang.
·         Lirik yaitu: Karya sastra yang berisi curahan hati pengarang sehingga bersifat subjektif.
·         Didaktif adalah karya sastra yang bersifat mendidik
·         Dramatik yaitu:karya sastra yang bersifat melebih-lebihkan dan imajinatif.
Ditinjau dari sejarahnya, ragam sastra dibedakan menjadi 3 yaitu: zaman kesusastraan lama, kesusastraan peralihan dan kesusastraan baru.
1.      Zaman kesusastraan lama yaitu:kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama  dalam bangsa indonesia
2.      Zaman kesusastraan peralihan yaitu kesusastraan yang hidup dan berkembang pada zaman abdullah bin abdulkadir munsyi
3.      Zaman kesusastraan baru yaitu: kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat baru indonesia.




BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Sastra adalah pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner atau secara fiksi.
Ilmu Sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan seni sastra.
Tujuan ilmu sastra sebagai berikut: Ilmu sastra sebagai sarana pengujian pemahaman ilmiah sastra,usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan sastra, memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan sastra.
Sastra memiliki lima fungsi utama dalam kehidupan masyarakat yaitu: Fungsi rekreatif, Fungsi didaktif, Fungsi estetis, Fungsi moralitas, Fungsi religius.
Ruang lingkup sastra (literature) adalah kreativitas penciptaan. Dengan demikian, Sastra berfokus pada kreativitas, Pertanggung jawaban studi sastra adalah logika ilmiah. Karena ruang lingkup sastra adalah kreativitas penciptaan.
Manfaat sastra sebagai berikut: Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan, memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para tokoh dalam karyanya, Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan, pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam karyanya, mengandung unsur pendidikan., sebagai bahan permbandingan atau penelitian tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut dalam waktu tertentu.
Ditinjau dari bentuknya, ragam sastra dibedakan menjadi 4, yaitu: prosa, puisi dan drama.
  



DAFTAR PUSTAKA
Nursisto.2000.Ikhtisar Kesusastraan Indonesia.Yogyakarta:Adicita Karya Nusa
Priyatni,Endah Tri.2012.Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta:Bumi Aksara
Asykuri.2006.Sastra Teori Sejarah dan Kritik. Surabaya:Kanisius



[1]Endah Tri priyatni. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis,2,(Jakarta:Bumi Alasara), 12
[2]Ahira.Dasar-dasar pengertian sastra.com.html diakses pada jam 12.00
[3]Pertampilan S. Brahmana, "Sastra Sebagai Sebuah Disiplin Ilmu", Jurnal ilmiah Bahasa Dan Sastra,IV, 2, (Oktober,2008), hal. 119
[4] ibid
[5]Endah Tri priyatni. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis,2,(Jakarta:Bumi Alasara), 15
[6] Ibid, hal 21
[7]Jems,Pengertian Ilmu Sastra, Sejarah Ilmu Sastra, Obyek Ilmu Sastra, Tujuan Ilmu Sastra, Ruang Lingkup Kajian Ilmu Sastra, diakses pada tanggal 13-03-2014 dari http://jemssequel.blogspot.com/2012/11/pengertian-ilmu-sastra-sejarah-ilmu.html.
[8] Nursisto,Ikhtisar Kesusastraan Indonesia(yogyakarta:Adicita Karya Nusa, 2000), 69 



 

0 komentar :

Posting Komentar